Lalu,
Cinderella dan pangeran hidup bahagia bersama selama nya.
THE END
Kau pikir begitu?
itu hanya lah akhir untuk Cinderella
lalu bagaimana dengan ibu peri?
Ada sesuatu yang sihir pun tak mampu
lantas pada siapa ibu peri mengadu?
.
.
.
Dari kejauhan ia melihat sambil mengerucutkan bibir nya, terkadang menutup mata lalu berteriak “a-ingggg!”. mari kita lihat ke arah yang sama. oh itu balkon istana Cinderella dan rupanya sedari tadi ia memperhatikan kemesraan sang tokoh utama. Pangeran mengecup sekilas(lagi) bibir Cinderella sebelum menggendongnya masuk kedalam kamar. meskipun ikut bahagia sang ibu peri menghembuskan nafas nya berat lalu menunduk sebelum akhirnya terbang meninggalkan sarang burung yang ia duduki tadi.
“apa yang harus ku lakukan sekarang ?”
kepikan sayap nya mulai melemah.
“menjadi tokoh pendamping lalu di lupakan begitu saja setelah kebahagiaan datang. kau anggap aku ini apa ?”
Seorang peri yang memiliki sayap sepertinya datang, menghentikannya sejenak.
“Tunggu! kau mau kemana peri YooA?”
ia menggelengkan kepalanya lemah, bahkan poni nya saja tidak ikut bergerak. Peri berpakaian serba biru itu menarik nafas berat dan menghembuskannya pelan.
“kau kan peri nya Cinderella. kau harus ada disisinya”
“dia sudah bahagia. kau mau aku bagaimana? mengemis meminta ikut makan malam dimeja besar disana? atau berada ditengah-tengah mereka saat tidur? begitu?”
Benar. Cinderella sudah hidup bahagia bahkan dalam cerita tertulis ia akan bahagia bersama dengan sang pangeran selamanya. lalu mereka para peri hanya sebagai pengawas, menikmati secuil kecemburuan begitu sadar kebahagiaan mereka hanya melihat anaknya bahagia.
“sudahlah JinE-ssi, aku ingin kembali ke Wonderland. setidaknya aku bisa naik kincir angin”
“dan mati ditangan Ratu peri. itu maumu?”
lumayan kencang terdengar suara YooA meneguk saliva nya. tak pernah terpikirkan oleh nya soal Ratu atau apapun itu. YooA berbalik arah, kembali terbang menuju kastil dimana Cinderella tinggal kini.
“aku haus. tunggu sebentar pangeran”
Cinderella melenggang keluar meninggalkan Pangeran yang tengah bersandar di sofa depan tungku penghangat. Pangeran tersenyum kemudian membenamkan wajahnya didalam bantal malu-malu. bahkan wajah nya nampak memerah. Sang peri terheran melihatnya sehingga mendekat.
“Cinderella benar – benar cantik. Dia membuatku sangat bahagia bahkan lebih hangat saat ada dia tadi”
Peri terperanjat, padahal sebelumnya Pangeran selalu terlihat sempurna. Gagah, tampan dan berwibawa. tapi ketidaksempurnaan pangeran ini benar – benar menawan. ia mulai berfikir bagaimana maha dahsyat nya rasa cinta itu. dapat mengubah seseorang yang bahkan ayunan tongkat sihir pun tidak bisa.
dalam waktu beberapa detik Cinderella datang dengan dua gelas teh hangat yang asap nya masih mengepul. sambil tersenyum ia perlahan duduk di sofa mengisi presensi nya yang sempat hilang tadi. Pangeran menatap istrinya lamat-lamat. Didalam hati ia menghimne-kan syukur saat bibir nya mengucap cinta dengan perbuatan.
Peri YooA takut mengganggu, di tengah atmosfir romantisme itu ia pergi lewat celah jendela meninggalkan Cinderella yang tengah berbahagia.
“Tuhan bagaimana mungkin hanya Cinderella? tidak bisakah aku menjadi pemeran utama dalam ceritaku juga?”
saat itu salju mulai berjatuhan dari atas langit malam. keindahan sinar rembulan yang memantulkan cahaya nya pada butiran putih membantu YooA sedikit lebih tenang. setidaknya ia masih mensyukuri apa yang ia lihat saat ini. menikmatinya sendiri tanpa takut sesuatu apapun mengganggu.
“HYA!” plak!
tentu saja bongkahan salju yang mengenainya itu diluar skenario cerita Cinderella.
“KEMBALIKAN ROTI ITU! HYA!”
oh rupanya tuan pemilik toko roti sedang adu mulut dengan seorang lelaki muda. sang pemuda lari membawa beberapa bungkus roti tanpa belas kasih. Peri YooA tentu tidak bisa tinggal diam ia mengejar pemuda itu yang membawanya menuju sebuah gang kecil di persimpangan jalan. Karna mulai khawatir ia melambatkan kepikan sayapnya dan menurunkan sedikit tinggi terbangnya. Beberapa anak kecil berkumpul disana dengan pakaian lusuh, oh pemuda tadi disana juga, membagikan dengan adil roti yang ia bawa lari tadi. YooA sedikit tersentuh. tidak! rupanya ia sangat tersentuh sampai meneteskan air mata.
YooA tetap disana. Mengawasi dari kejauhan gerak – gerik si pemuda. tanpa sadar ia memperhatikannya terus menerus sampai lupa tindakan buruk yang dilakukannya. oh YooA tak mengerti mengapa sang pemuda sampai berbuat seperti itu. lantas saat semua usai ia mengikuti sang pemuda berjalan lagi, bahkan muncul tepat didepan wajahnya, merentangkan tangan dan merubah ukuran menjadi seperti manusia.
“kau siapa berani menghentikan ku begini?”
“A! Halo, namaku YooA. aku adalah seorang peri”
pemuda tadi malah tertawa.
“maaf, apa ada yang lucu?”
pemuda tadi menunjuk tubuh bagian belakang sang peri, mata YooA mengekori arah telunjuknya dan
“k-kemana sayap ku?” gumam nya.
rupanya saat YooA menampakan diri di depan pemuda itu, lambat laun sayap nya pudar sampai akhirnya hilang. ia lupa bahwa ia adalah peri milik Cinderella sehingga ia tidak boleh menampakkan diri di depan manusia selain Cinderella.
“namaku Gong Chan. jika kau ingin, kau boleh memanggil ku Gong-ie. kubiarkan karna kau sangat lucu”
dan ia melanjutkan tawanya. entah bagaimana sesuatu seperti mengetuk kedalam hati YooA detik itu juga. sesuatu yang akan meledak sebentar lagi.
“wajah mu memerah YooA-ssi. kau tersipu malu ya?”
YooA memegang kedua pipinya. oh terasa hangat. tunggu! ingat lah alasan kenapa kau berdiri disini YooA!
“Gong-ie… kenapa kau mencuri roti tadi?”
Gong Chan melepaskan topi nya lalu melihat kearah gadis disampingnya. matanya penuh keterkejutan.
“kau melihatnya…”
“paman itu tidak pernah bayar pajak negara tetapi harga rotinya semakin lama semakin mahal. mereka sudah tidak sanggup lagi untuk membeli. oleh karena itu aku mengambil beberapa roti yang sebenarnya jika dihitung adalah hak negara ini. uang untuk membiayai sekolah kami para gelandangan.”
YooA mengangguk-angguk pelan. Ia merasa sedikit lebih tenang karna sebelumnya ia yakin Gong Chan bukan orang yang suka mencuri sesuatu yang bukan miliknya. Ia terlihat sangat baik. sebagai peri, YooA dapat merasakannya. sebuah ketulusan dan kasih sayang.
“kau sendiri, apa tidak merasa dingin memakai baju tipis seperti itu? sedang turun salju lho.”
YooA mengumpat didalam hati, bahkan seluruh pembuluh darah nya mendidih bagaimana bisa dia merasakan dingin?
“bagaimana pun nona, ini sudah malam kau harus kembali kerumah mu. jangan berkeliaran dengan pakaian tipis seperti ini. pakailah”
Gong Chan melepas jaket berwarna khaki nya yang kemudian ia lingkarkan di tubuh YooA. dengan perasaan yang semakin membara, YooA membenamkan wajahnya didalam jaket itu. menghirup aroma tubuh Gong Chan yang masih melekat.
“terimakasih, Gong-ie”
mendengar itu Gong Chan tersenyum seraya mengelus puncak kepala YooA, membuat desiran aneh tadi kembali muncul dari dalam diri peri itu.
“kalau begitu aku pergi dulu, kembalikan besok saja. kau dapat selalu menemukan ku di persimpangan ini. sampai jum..”
To Be Continued
Ini adalah jawaban Tuhan. selamat ibu peri, kau memiliki cerita mu sendiri. Dan hanya kau yang bisa membuat akhir seperti apa yang kau inginkan tetapi ingatlah, takdir selalu mendampingi mu.
“TUNGGU! G-Gong-ie, izinkan aku tinggal dirumah mu”
Continue reading →