[NON-FF] HIRING BLOG AUTHORS, ADMINS & EDITORS

Annyeonghaseyo~^^

Mohon maaf sebesar-besarnya bagi seluruh pembaca atau viewers yang ingin menjadi author di blog ini, dikarenakan official email kami sebelumnya (b1a4ff@hotmail.com) tidak dapat diakses kembali (T_T). Oleh karena itu, B1A4FF membuka pendaftaran admin baru, editor serta author tetap di blog ini:

Bagi yang berminat, silahkan isi form dibawah ini: Continue reading

[NON-FF] Hello ~ ^^

1503831_253231831512846_43702204_n

yeorobun, kalau kalian habis baca FF disini, jangan lupa ninggalin jejak kalian donk. bisa berupa comment, ataupun like FF tersebut. jujur loh, reders di B1A4FF itu banyak banget, tapi kenapa yang ngasih comment cuma sedikit? author-author pada sedih loh 😥

yeorobun, semakin banyak commnt yang kalian berikan, itu akan menambah semangat para author untuk memberikan FF yang semakin menarik ke kalian.

jadi jangan pada sungkan untuk memberikan masukan. kritik, saran, bahkan pujian semua author terima.

jadi sekali lagi, sehabis baca FF, jangan lupa memberikan comment ya 🙂

gomawo yeorobun ^o^

We, Under A Red Umbrella

Title: We, Under A Red Umbrella

Genre: Drabble

Main cast: Hyemyung as readers, B1A4 Jinyoung as Jinyoung

“Annyeonghaseyo.”

Samar-samar terdengar suara yang tak asing bagiku, tapi juga memang jarang kudengar. Saat aku menoleh ke sebelah kiri, ternyata benar, itu adalah Jinyoung sunbae. Saat aku menoleh ke arahnya, aku harap ia juga menoleh ke arahku, tapi ternyata tidak. Dia berjalan lurus menuju rekan kerjaku. Rekan kerjaku ini laki-laki, jadi aku tidak cemburu.

Jinyoung sunbae adalah karyawan di perusahaan yang sama denganku, tapi dia bekerja di kantor pusat, sedangkan aku di kantor cabang. Sejak pertama kali melihatnya, secara fisik memang menurutku dia terlihat menarik. Tapi dia bukan tipeku. Lagipula dia terkenal dingin dan tidak berteman dekat dengan siapapun. Tapi akhir-akhir ini, sejak sepupunya menikah dengan teman yang tinggal di kamar sebelah di apartemenku, sikapnya perlahan berubah. Seakan baru memiliki topik obrolan, ia mulai mau mengobrol denganku. Lama-kelamaan, setiap kali kami bertemu, dia semakin baik kepadaku. Dia mulai berbagi cerita tentang dirinya, bahkan dia sudah tau nama kecilku. Ia bilang ia tau dari sepupunya. Semakin sering mengobrol, aku mulai tertarik padanya. Tapi aku selalu berusaha menutupi perasaanku. Lagipula kurasa sikapnya yang terbuka padaku juga karena kepribadianku yang cuek dan tidak gugup di depannya. Beda dengan karyawan perempuan lain yang cenderung sungkan kepadanya. Setelah kupikir-pikir, aku satu-satunya karyawan perempuan muda yang sering mengobrol dengannya, dari hal-hal penting hingga hal-hal remeh sekalipun. Sekarang aku merasa mengenalnya secara personal, sementara dulu aku hanya tau bahwa dia adalah rekan kerjaku.
Akhir-akhir ini setiap aku memikirkannya, saat aku melihat jam, aku melihat jam dan menit yang sama. Orang-orang bilang, jika melihat jam dan menit yang sama, itu tandanya ada orang yang sedang rindu padamu. Lalu aku pun jadi terlalu optimis tentang perasaan Jinyoung sunbae kepadaku.

Sebentar lagi waktunya jam makan siang. Tapi seperti biasa, aku selalu pergi dulu ke toilet untuk memastikan riasan dan rambutku masih teratur atau tidak. Setelah itu, aku langsung menuju cafe favoritku.
Sesampainya di cafe, aku memesan menu lumrah, french fries dan steak. Untuk minumnya, aku memesan minuman hangat rasa coklat. Kali ini aku makan sendirian karena sahabat-sahabatku sedang sibuk dengan tugas mereka, tapi aku sudah sangat lapar dan bosan dengan suasana kantor jadi aku makan duluan. Setelah perutku terisi, aku berniat langsung ke kantor untuk membantu teman-temanku.

Cafe favoritku ini cukup dekat dari kantorku jadi bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan menuju kantor, aku melihat ada seekor kucing liar. Tidak terlalu kurus, tapi aku rasa tidak ada salahnya memberinya makanan. Aku pun masuk ke dalam sebuah mini market terdekat. Aku berencana membeli makanan kucing sachet. Setelah keluar dari mini market, aku memanggil kucing itu dengan isyarat yang biasa ditujukan kepada kucing. Kucing itu menghampiriku. Aku memberinya makan di depan jendela mini market agar dia tidak terganggu oleh orang yang berlalu lalang. Aku melihat kucing itu begitu lahap.
Aku mendengar seperti ada suara hujan. Saat aku melihat ke depan ternyata benar hujan turun.

“Aigoo! Aku tidak bawa payung! Aish, aku akan mencoba menunggu sampai jam istirahat selesai, siapa tau nanti reda. Coba kalau tadi aku cepat-cepat pulang ke kantor.”

Tapi begitu melihat kucing itu masih makan lahap, kutarik kembali kata-kataku. Menunggu sebentar tidak ada salahnya jika itu untuk kebaikan. Berbuat kebaikan itu tidak ada ruginya.

“Hyemyung-ssi.”

Deg. Suara itu…

“Sunbae.”

Kurasa aku tidak bisa menyembunyikan rasa kagetku.

“Kau habis beli apa?”

“Itu.” aku menjawab dengan ekspresi biasa seakan tidak menyembunyikan kegembiraanku ini.

“Oh kau membeli makanan kucing rupanya. Tunggu sebentar di sini, aku juga akan membelikan makanan untuk kucing ini.”

Tidak lama kemudian, Jinyoung sunbae keluar dari mini market dan memberikan makanan dan susu pada kucing itu. Ternyata Jinyoung sunbae yang terkenal dingin itu punya sisi hangat.

“Setelah ini langsung ke kantor lagi?”

“Ne, sunbae juga?”

“Ne. Ayo.” Jinyoung sunbae membuka payung merahnya, “Aku baru membelinya tadi karena cuaca mendung. Aku seakan punya firasat akan turun hujan. Ternyata benar.”

“Ah, iya kenapa aku tidak terpikir untuk beli payung ya. Pabo.”

“Haha lagipula payung merah yang kupegang ini payung terakhir yang tersisa, jadi kalaupun kau berpikir untuk membelinya sudah terlambat.”

“Hehe iya juga.”

“Ayo.”

“Tidak apa-apa aku ikut denganmu, sunbae?” tanyaku ragu karena setauku dia jarang dekat dengan orang lain.

“Memangnya kenapa? Takut digosipkan kalau ada yang melihat? Hmm tapi tidak ada jalan lain, karena kita tidak tau kapan hujan akan reda. Sudahlah tidak apa-apa. Ayo.” senyum teduh terkembang di wajah manis dan lembutnya.

Melihat senyum teduhnya, tentu aku tidak bisa menolak. Akupun melangkah mendekatinya. Kini kami sudah berada di bawah payung yang sama, hanya berjarak beberapa cm, mungkin selama ini pertama kalinya kami berada sedekat ini. Jinyoung sunbae tersenyum ke arahku sambil menganggukkan kepalanya pertanda mengajakku mulai melangkah. Di tengah hujan yang dingin ini, aku justru merasa hangat karena aku bisa bercerita dan tertawa bersama Jinyoung sunbae di bawah payung yang sama.

Annyeong, Oppa!

Title    : Annyeong, Oppa!
Genre : Romance
Rating : Teens
Main cast : B1A4 Baro and You/OC
Catatan: Ff pendek alias drabble, diusahain dibikin manis tapi entahlah, yang jelas happy ending 🙂

“Andwae!”
Aku tersentak kaget, terbangun dari mimpi burukku. Bagaimana tidak, aku bermimpi oppa yang kusukai tertidur di pelukan wanita lain! Padahal sekitar dua minggu ini rasa sukaku kepadanya mulai kembali seperti dulu, aku jadi sering sekali memikirnya. Banyak hal remeh yang membuatku jadi ingat padanya. Ini terjadi begitu saja, setelah setengah tahun aku tidak bertemu dan tidak berkomunikasi dengannya.

Agar jelas, akan sedikit kuceritakan tentangnya. Namanya adalah Cha Sunwoo, tapi biasa dipanggil Baro. Aku pun tidak paham kenapa nama panggilannya jadi Baro. Yang kutau itu nama panggilannya sejak kecil. Baro oppa dulunya kakak kelasku, kemudian kami dipertemukan kembali saat kami kuliah S2. Fakultas kami berbeda, tapi kami sama-sama ikut dalam klub yang berhubungan dengan bantuan sosial. Di sanalah kami kenal, karena saat SMA kami tidak saling kenal. Tapi dia hapal wajahku, aku pun hapal wajahnya. Aku menyukainya setelah beberapa kali bertemu dengannya karena memang dia tampan dan dia cukup kalem. Dia terlihat dewasa di mataku. Saat dia bilang masih hapal wajahku dan dia tau aku satu SMA dengannya, tentu aku senang sekali. Singkat cerita, kami pun berteman, tapi kami memang jarang bertemu dan hanya main bersama sekali-kali. Saat dia lulus S2, dia mencari pekerjaan dan akhirnya mendapat pekerjaan di Jepang. Sejak saat itu, aku tidak pernah bertemu dan berkomunikasi dengannya. Bahkan mengucapkan selamat untuk keberhasilannya pun tidak. Jujur saja, waktu itu aku berniat untuk melupakannya. Aku cukup minder untuk mendekatinya. Selama aku berteman dengannya, aku selalu mendadak kikuk sehingga kami sulit untuk lebih dekat. Bahkan di chat pun begitu. Kami hanya chatting kalau ada perlu. Rasanya gengsi sekali untuk mengirim chat duluan padanya. Tapi sampai sekarang aku belum menemukan sosok yang membuatku tertarik seperti pada Baro oppa. Aku pun berakhir kembali menyukainya dan terjebak dalam dilema karena kami sudah lama sekali tidak berkomunikasi.

Drrt
Ponselku bergetar, ada line masuk.

Shinhye Eonni: Baro mengirim chat padaku
Me: Haaah serius? Apa yang dia bicarakan?

Apa ini jawaban dari doaku selama dua minggu ini? Apa dia ingat padaku saat aku benar-benar mengingat dan merindukannya?

Shinhye Eonni: Dia menanyakan kabarku, hanya mengobrol biasa
Me: Tumben sekali. Padahal dia sudah lama tidak berkomunikasi denganmu, Eonni

Shinhye eonni adalah seniorku. Dia memang lebih leluasa berbicara dengan Baro oppa karena dia tidak memiliki rasa spesial untuknya. Saat Baro oppa pergi pun, ia masih berkomunikasi dengannya. Tapi itu sudah cukup lama. Sekarang Baro oppa tiba-tiba mengirim chat padanya, saat aku benar-benar memikirkannya. Apa ini telepati? Karena tidak mungkin dia mengirim chat padaku tiba-tiba, akunnya baru jadi kami belum berteman dua arah (?), jadi tidak heran dia mengirim chat pada Shinhye eonni.

Shinhye Eonni: Dia random mengirim beberapa foto kamarnya, orang aneh. Besok datanglah ke rumahku, kita harus bicarakan rencana agar kau dan dia bisa berkomunikasi lagi
Me: Ne eonni

Hari ini aku datang ke rumah Shinhye eonni.
“Lihatlah, ini beberapa foto yang dia kirim.”
“Wah beruntung sekali ya lemari itu bisa satu kamar dengannya.”
“Aish dasar kau masih saja gila.”
“Hahaha aku iri dengan lemarinya.”
“Aku suruh dia add akunmu ya.”
“MWO? ANDWAE!!!”
Aku berusaha mencegah Shinhye eonni agar tidak melakukannya. Aku memang mulai suka lagi padanya, tapi aku bingung untuk memulai pembicaraan nantinya. Lagipula aku tidak ingin terkesan ingin berkomunikasi dengannya lagi, ya walaupun nyatanya memang iya, tapi aku gengsi!
“Sudah kukirim.”
“EONNI!!!”
“Tinggal menunggu dibalas.”
Ada line yang masuk ke ponsel Shinhye eonni.
“Dia membalas.”

Baro: Kalian sedang bersama?

Lalu Baro oppa mengirim foto selfienya. Kami pun sontak tertawa kencang.
“Aigoo apa-apaan dia? Kenapa dia mengirim foto selfie? Kemarin saat kalian chat, dia hanya mengirim foto-foto kamarnya saja.”
“Yuhu~ senangnya yang dikirimi foto selfie.”

Digoda Shinhye eonni seperti itu tentu saja membuat pipiku memerah dan aku hanya bisa tertawa sambil salah tingkah. Shinhye eonni kembali mengirim chat padanya.

Shinhye: Heh add linenya dulu

Dia terlihat sudah membaca pesannya.
“Apa dia sudah add akunmu?”
“Tidak akan ada notifikasinya, Eonni, karena aku sudah add dia saat Eonni memberitahuku. Jadi saat dia add akunku, tidak akan ada notifikasi padaku.”
“Ya sudah kau tunggu dia mengirim chat padamu saja.”
Aku hanya terdiam. Aku tidak mau terlalu banyak berharap. Aku terlalu sayang pada diriku sendiri, aku tidak mau kecewa. Akhirnya kami mengobrol kembali, membicarakan hal lain. Beberapa menit kemudian…
“Eh, ponselnya bergetar.”
Tapi Shinhye eonni hanya diam saja, tidak mengecek ponselnya.
“Maksud Eonni, ponselku?”
“Iya ponselmu.”
Aku pun mengambil ponselku.
“Taunya itu dari Baro yang mau menyapamu.”
“Tidak mungkin, Eonni. Paling dari official account.”
Saat aku menekan tombol kunci ponselku, aku langsung terkejut. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, aku menunjukkan ponselku pada Shinhye eonni. Shinhye eonni tersenyum lebar.
“Sudah kubilang, akhir-akhir ini aku sedang sakti.”
Aku tak kuasa menahan senyum lebar saat melihat tulisan singkat ‘Annyeong’ di ponselku.
“Lihat, chatku tidak dibalas.” Shinhye eonni menunjukkan ponselnya padaku, “Tapi dia malah menyapamu. Chukhae, Saengi-ya.”
Aku hanya bisa tersenyum dengan pipi memerah. Sepertinya ini akan menjadi awal yang baru bagi kami setelah terpisah selama setengah tahun.

Cinderella’s Fairy 1

96xlcy2

Lalu,

Cinderella dan pangeran hidup bahagia bersama selama nya.

THE END

Kau pikir begitu?

itu hanya lah akhir untuk Cinderella

lalu bagaimana dengan ibu peri?

Ada sesuatu yang sihir pun tak mampu

lantas pada siapa ibu peri mengadu?

.

.

.

Dari kejauhan ia melihat sambil mengerucutkan bibir nya, terkadang menutup mata lalu berteriak “a-ingggg!”. mari kita lihat ke arah yang sama. oh itu balkon istana Cinderella dan rupanya sedari tadi ia memperhatikan kemesraan sang tokoh utama. Pangeran mengecup sekilas(lagi) bibir Cinderella sebelum menggendongnya masuk kedalam kamar. meskipun ikut bahagia sang ibu peri menghembuskan nafas nya berat lalu menunduk sebelum akhirnya terbang meninggalkan sarang burung yang ia duduki tadi.

“apa yang harus ku lakukan sekarang ?”

kepikan sayap nya mulai melemah.

“menjadi tokoh pendamping lalu di lupakan begitu saja setelah kebahagiaan datang. kau anggap aku ini apa ?”

Seorang peri yang memiliki sayap sepertinya datang, menghentikannya sejenak.

“Tunggu! kau mau kemana peri YooA?”

ia menggelengkan kepalanya lemah, bahkan poni nya saja tidak ikut bergerak. Peri berpakaian serba biru itu menarik nafas berat dan menghembuskannya pelan.

“kau kan peri nya Cinderella. kau harus ada disisinya”

“dia sudah bahagia. kau mau aku bagaimana? mengemis meminta ikut makan malam dimeja besar disana? atau berada ditengah-tengah mereka saat tidur? begitu?”

Benar. Cinderella sudah hidup bahagia bahkan dalam cerita tertulis ia akan bahagia bersama dengan sang pangeran selamanya. lalu mereka para peri hanya sebagai pengawas, menikmati secuil kecemburuan begitu sadar kebahagiaan mereka hanya melihat anaknya bahagia.

“sudahlah JinE-ssi, aku ingin kembali ke Wonderland. setidaknya aku bisa naik kincir angin”

“dan mati ditangan Ratu peri. itu maumu?”

lumayan kencang terdengar suara YooA meneguk saliva nya. tak pernah terpikirkan oleh nya soal Ratu atau apapun itu. YooA berbalik arah, kembali terbang menuju kastil dimana Cinderella tinggal kini.

“aku haus. tunggu sebentar pangeran”

Cinderella melenggang keluar meninggalkan Pangeran yang tengah bersandar di sofa depan tungku penghangat. Pangeran tersenyum kemudian membenamkan wajahnya didalam bantal malu-malu. bahkan wajah nya nampak memerah. Sang peri terheran melihatnya sehingga mendekat.

“Cinderella benar – benar cantik. Dia membuatku sangat bahagia bahkan lebih hangat saat ada dia tadi”

Peri terperanjat, padahal sebelumnya Pangeran selalu terlihat sempurna. Gagah, tampan dan berwibawa. tapi ketidaksempurnaan pangeran ini benar – benar menawan. ia mulai berfikir bagaimana maha dahsyat nya rasa cinta itu. dapat mengubah seseorang yang bahkan ayunan tongkat sihir pun tidak bisa.

dalam waktu beberapa detik Cinderella datang dengan dua gelas teh hangat yang asap nya masih mengepul. sambil tersenyum ia perlahan duduk di sofa mengisi presensi nya yang sempat hilang tadi. Pangeran menatap istrinya lamat-lamat. Didalam hati ia menghimne-kan syukur saat bibir nya mengucap cinta dengan perbuatan.

Peri YooA takut mengganggu, di tengah atmosfir romantisme itu ia pergi lewat celah jendela meninggalkan Cinderella yang tengah berbahagia.

“Tuhan bagaimana mungkin hanya Cinderella? tidak bisakah aku menjadi pemeran utama dalam ceritaku juga?”

saat itu salju mulai berjatuhan dari atas langit malam. keindahan sinar rembulan yang memantulkan cahaya nya pada butiran putih membantu YooA sedikit lebih tenang. setidaknya ia masih mensyukuri apa yang ia lihat saat ini. menikmatinya sendiri tanpa takut sesuatu apapun mengganggu.

“HYA!” plak!

tentu saja bongkahan salju yang mengenainya itu diluar skenario cerita Cinderella.

“KEMBALIKAN ROTI ITU! HYA!”

oh rupanya tuan pemilik toko roti sedang adu mulut dengan seorang lelaki muda. sang pemuda lari membawa beberapa bungkus roti tanpa belas kasih. Peri YooA tentu tidak bisa tinggal diam ia mengejar pemuda itu yang membawanya menuju sebuah gang kecil di persimpangan jalan. Karna mulai khawatir ia melambatkan kepikan sayapnya dan menurunkan sedikit tinggi terbangnya. Beberapa anak kecil berkumpul disana dengan pakaian lusuh, oh pemuda tadi disana juga, membagikan dengan adil roti yang ia bawa lari tadi. YooA sedikit tersentuh. tidak! rupanya ia sangat tersentuh sampai meneteskan air mata.

YooA  tetap disana. Mengawasi dari kejauhan gerak – gerik si pemuda. tanpa sadar ia memperhatikannya terus menerus sampai lupa tindakan buruk yang dilakukannya. oh YooA tak mengerti mengapa sang pemuda sampai berbuat seperti itu. lantas saat semua usai ia mengikuti sang pemuda berjalan lagi, bahkan muncul tepat didepan wajahnya, merentangkan tangan dan merubah ukuran menjadi seperti manusia.

“kau siapa berani menghentikan ku begini?”

“A! Halo, namaku YooA. aku adalah seorang peri”

pemuda tadi malah tertawa.

“maaf, apa ada yang lucu?”

pemuda tadi menunjuk tubuh bagian belakang sang peri, mata YooA mengekori arah telunjuknya dan

“k-kemana sayap ku?” gumam nya.

rupanya saat YooA menampakan diri di depan pemuda itu, lambat laun sayap nya pudar sampai akhirnya hilang. ia lupa bahwa ia adalah peri milik Cinderella sehingga ia tidak boleh menampakkan diri di depan manusia selain Cinderella.

“namaku Gong Chan. jika kau ingin, kau boleh memanggil ku Gong-ie. kubiarkan karna kau sangat lucu”

dan ia melanjutkan tawanya. entah bagaimana sesuatu seperti mengetuk kedalam hati YooA detik itu juga. sesuatu yang akan meledak sebentar lagi.

“wajah mu memerah YooA-ssi. kau tersipu malu ya?”

YooA memegang kedua pipinya. oh terasa hangat. tunggu! ingat lah alasan kenapa kau berdiri disini YooA!

“Gong-ie… kenapa kau mencuri roti tadi?”

Gong Chan melepaskan topi nya lalu melihat kearah gadis disampingnya. matanya penuh keterkejutan.

“kau melihatnya…”

“paman itu tidak pernah bayar pajak negara tetapi harga rotinya semakin lama semakin mahal. mereka sudah tidak sanggup lagi untuk membeli. oleh karena itu aku mengambil beberapa roti yang sebenarnya jika dihitung adalah hak negara ini. uang untuk membiayai sekolah kami para gelandangan.”

YooA mengangguk-angguk pelan. Ia merasa sedikit lebih tenang karna sebelumnya ia yakin Gong Chan bukan orang yang suka mencuri sesuatu yang bukan miliknya. Ia terlihat sangat baik. sebagai peri, YooA dapat merasakannya. sebuah ketulusan dan kasih sayang.

“kau sendiri, apa tidak merasa dingin memakai baju tipis seperti itu? sedang turun salju lho.”

YooA mengumpat didalam hati, bahkan seluruh pembuluh darah nya mendidih bagaimana bisa dia merasakan dingin?

“bagaimana pun nona, ini sudah malam kau harus kembali kerumah mu. jangan berkeliaran dengan pakaian tipis seperti ini. pakailah”

Gong Chan melepas jaket berwarna khaki nya yang kemudian ia lingkarkan di tubuh YooA. dengan perasaan yang semakin membara, YooA membenamkan wajahnya didalam jaket itu. menghirup aroma tubuh Gong Chan yang masih melekat.

“terimakasih, Gong-ie”

mendengar itu Gong Chan tersenyum seraya mengelus puncak kepala YooA, membuat desiran aneh tadi kembali muncul dari dalam diri peri itu.

“kalau begitu aku pergi dulu, kembalikan besok saja. kau dapat selalu menemukan ku di persimpangan ini. sampai jum..”

To Be Continued

Ini adalah jawaban Tuhan. selamat ibu peri, kau memiliki cerita mu sendiri. Dan hanya kau yang bisa membuat akhir seperti apa yang kau inginkan tetapi ingatlah, takdir selalu mendampingi mu.

“TUNGGU! G-Gong-ie, izinkan aku tinggal dirumah mu”

Continue reading

Challenge Accepted!

96baro1

Banaby’s present :

Challenge Accepted!

“Berani?”

^^

Kim Yuna X Cha Baro X Kim Yoo Jung X Kim Ahjumma

CAUTION!

Plis jangan tabok autan buat ending yang absurd kayak gitu. Bye~

(~>w<)~

                Mereka berdua sudah terlalu sering mendengar umpatan bahwa mereka gila. Bisa jadi itu benar. Namun apa perduli mereka? Toh sudah satu bulan berlalu dan segalanya baik – baik saja, setidaknya bagi mereka.

“Yoo Jung-ah, kau dirumah?”

Ia hanya berpura – pura tidak tau jika ada puluhan pasang mata yang langsung menatap kearahnya tajam. Tapi ia diam saja. Bukan kah hanya orang tidak waras saja yang berbicara keras saat menelpon?

“mau kubawakan jajangmyun?”

Kali ini bahkan lebih keras, pedestrian yang berjubel sepanjang peron mulai merasa terusik. Sudahlah pasti mereka mengenal sang legenda muda yang kini lebih banyak menerima cacian dari pada panggilan kerja itu, hanya saja Cha Baro tampak sangat berbeda kini.

Dengan jas abu – abu serta dasi merah yang menjuntai sedari leher nya seakan menyatakan dengan keras jika ia bukan lagi si ‘rapper’ itu. Senyum yang tertempel ngeri di ranum nya mengolok semesta dan berkata ia merasa lebih bahagia kini. Seorang wanita saja cukup untuk membuat dunia nya berbalik. Hanya seorang wanita.

Setibanya Cha Baro di kedai jajangmyun matanya justru tertuju pada sebuah sisi dinding dimana terdapat sebuah kertas bertuliskan “Dare to be Challenged?” yang di cetak tebal berada. Aneh nya laki – laki itu justru tertawa bahkan  tawanya disambut oleh Kim ahjumma sang pemilik kedai yang kerap menciptakan rasa masterpiece itu. Dua insan tertawa tak peduli sekitar. Mereka saling berbagi tatap seolah saling mengingatkan akan sesuatu. Hal yang merubah hidup Baro sebulan yang lalu.

                A month ago

Datang dengan keadaan mabuk saja sepertinya tidak cukup bagi Baro. Kemeja putih nya terlihat kotor dan wajah nya babak belur bahkan kedai yang sudah tutup saja di paksa nya buka. Sudah pukul 12 malam lewat 3 menit saat sang wanita berwajah nyaris sepuh menyambut nya. Bukan, ia tidak bermaksud untuk menyambut. Awalnya hanya ingin memastikan jika itu bukanlah orang gila atau petugas keamanan tapi Baro terlihat sangat mengkhawatirkan untuk ditinggal bukan?

“aku masih di Seoul kan?”

Kata pertama yang Baro ucap setelah hampir 15 menit duduk terdiam dengan kepala yang terbujur diatas meja. Wanita tadi mengangguk, kemudian duduk di hadapan Baro dan menyuguhkan semangkuk sup tahu yang sudah dingin. Baro mengangkat kepala nya dan menatap wanita itu beberapa sekon sampai akhirnya ia tertawa.

“kau bohong! Mana mungkin aku di Seoul, apa di Seoul masih ada orang ketinggalan jaman seperti mu bi? Rambut ikal itu membuat ku gila”

Dan ia melanjutkan tawa nya hingga terpingkal – pingkal dan jatuh dari kursi nya namun hey! Dia tidak berhenti tertawa! Mungkin nyonya pemilik toko sudah tidak sanggup lagi hingga ia masuk dan memanggil putri nya yang masih terjaga. “urus orang gila itu” begitu katanya.

Kim Yoo Jung datang bak bidadari di mata Baro. Benar, yang ia lihat daster putih sang gadis nampak berkilau dan sayap terbentang di balik tubuh nya. Ia yakin benar jika gadis itu adalah penyelamat untuk nya. Perlahan ia berdiri dibantu sang gadis yang kini wajah nya merona. Cha Baro makin terlena pada pesona itu hingga tak terasa ia…

“HYAK! IREONA!”

Teriakan khas itu datang dari Kim Yuna yang adalah kakak perempuan dari Kim Yoo Jung. Pekikan neraka itu entah mengapa tak juga berhasil membangunkan lelaki asing yang tiba – tiba tidur di depan pintu kamar nya tersebut. Kim Yuna hampir gila terlebih saat tiba – tiba kedua lengan pria itu melingkari kakinya. Desiran aneh ia rasa. Tentu saja, kau fikir Yuna pernah tersentuh tangan makhluk berkromosom XY itu? Dan yap! Tendangan Yuna yang tepat diwajah lelaki itu sukses membuat ruh nya kembali.

“aku kehingalan segala nya. Maukah kau mengangkat ku menjadi anak nyonya?”

“cih, aku tidak sudi memiliki kakak seperti mu”

Yuna masih saja tidak terima jika salah satu bagian tubuhnya tersentuh oleh makhluk beda jenis tadi pagi. Bahkan sebelum tiba keruang tengah ia sibuk berolah raga takut kecolongan kembali. Dan kini seluruh bagian tubuhnya terbungkus kain.

“nyonya… tolong aku…”

Rengek nya pada nyonya Kim. Alih alih mengijinkan ia justru menunjuk satu sisi pada dinding toko nya. “Dare to be Challenged?” Baro segera mengangguk – angguk kencang.

“habiskan satu mangkuk jajangmyun ini dalam 2 menit”

Jangankan 2 menit, di detik ke 57 saja mie pasta kacang hitam itu sudah tak lagi nampak diatas piring putih. Baro telah menerima tantangan dan siap menerima keputusan akhir dari nyonya Kim.

Disaat menegangkan (bagi Baro)  itulah nyonya Kim mengulurkan tangannya, meminta jabat dari Baro. Setelah mendapat balasan, langsung saja Nyonya kim memberikan secarik kertas yang sudah ia gulung kecil. Dimana terdapat aksara bertuliskan

“menikahlah dengan salah satu putri ku”

“t-tapi kenapa?”

Baro menatap dalam mata nyonya Kim seraya bertanya – tanya. tapi jika dipikirkan jika ia menikah dengan salah satu putri nya bukankah ia akan mendapatkan tempat tinggal ?

Sempat terdiam untuk berfikir. Lama ia menimbang – nimbang antara Kim Yuna yang nampak seperti hewan buas atau Kim Yoo Jung yang bagaikan bidadari. Dalam proses pendewasaan diri ini akhirnya Baro dengan mantap memilih…

“ayo kita menikah, nyonya”

ia memeluk nyonya Kim dan mengecup bibir nya sekilas.

Keesokan harinya berita THE RICHEST RAPPER ‘BARO’ MARRY A 48th Y.O AHJUMMA menjadi berita headline dan hangat menjadi perbincangan 1 bulan terakhir.

END

jangan tabok autan juseyo~ klo ada yang kurang puas dengan ending nya boleh taro saran kalian di komen.

Gamsahamnida^^

[FF-Freelance] You’re Too Slow

You’re Too Slow

You'reTooSlowCover3

Main Cast :

  • B1A4 CNU as Shin Woo
  • Han Min Ah
  • Supporter Cast : – find it by yourself -^^-

Disclaimer: FanFiction ini asli buatan aku. Covernya juga, it’s mine. B1A4 cast itu milik tuhan, orangtua mereka, dan agensi mereka. Selebihnya milik aku. Hohoho~ Kalo misalnya ada FF yang hampir sama, maaf tapi aku bener-bener gatau. Atau, dia atau mereka menjadikan aku sebagai inspiratornya.

Author’s Note: Hai!! Ini fanfiction pertama yang aku post! Makasih buat admin B1A4FF yang udah mau publish FF aku ini. Kasih kritik atau saran ya biar aku bisa ngebuat fanfiction yang lebih baik. Jangan lupa commentnya ya. Maafkan saya bila banyak typo bertebaran atau kata-kata yang kurang jelas. Maafkan saya juga karena konfliknya gak berasa, soalnya, konfliknya itu cuma selewat, itu lho, konflik batinnya CNU, se-paragraf kali ya? Oh ya, cover fanficnya bagus ga? Maaf, ya kalo jelek, baru belajar akunya juga. Maafin sekali lagi *bow* Commentnya, aku tunggu yapp *dadah* -^^-

Continue reading

Valentine Series : Dark Chacolate

Dark chacolate

Valentine Ficlet Series :

B1A4 are Chocolate : Dark Chacolate

Casts : Baro and OCs | Romance | Ficlet | G | Author : BanaBy

Disclaimer : Ini adalah wujud permintaan maaf kepada owner yang me-rekruit saya. Karna udah lama banget ga nulis dan ga nepatin janji. Ada beberapa masalah yang kalo aku sebutin malah jadi “excuses” -_-. Dan untuk semua BANA. Ini adalah kado untuk kalian ^^

Fanfict ini menandai comeback nya aku!

.

.

.

“Dark Chacolate”

            Ruangan ini semakin hari semakin terlihat sepi saja. Khusus nya sepanjang hari ini. Apa karna dinding nya yang hanya memiliki satu nada yaitu warna putih? Atau karna aku baru saja selesai melakukan panggilan video bersama teman sekolah menengah pertama ku dulu? Atau mungkinkah karna tidak ada yang bisa kulakukan selain berbaring? Entah lah. Tapi aku benar – benar butuh udara segar.

Saat aku mulai berusaha bangkit dari  tidur ku untuk sekedar mengambil air mineral, pintu terbuka pelan. Dan kutemui rupa yang masih sama dengan malam kemarin. Hidung bangir, mata sipit, dan senyuman nakal yang ia padu dengan peletan lidah. Malam ini ia mengenakan setelan cardigan biru dan celana panjang jeans coklat. Penampilan yang tidak begitu buruk. Namun aku bertaruh, presensi nya saat ini tidak akan membuat kondisi ku semakin membaik. Continue reading

Valentine Series : Mr. Couverture

Couverture

Valentine Series :

B1A4 are Chocolate : Couverture

Casts : Jinyoung and OCs | Romance | Ficlet | G | Author : BanaBy

Disclaimer : Ini adalah wujud permintaan maaf kepada owner yang me-rekruit saya. Karna udah lama banget ga nulis dan ga nepatin janji. Ada beberapa masalah yang kalo aku sebutin malah jadi “excuses” -_-. Dan untuk semua BANA. Ini adalah kado untuk kalian ^^

Fanfict ini menandai comeback nya aku!

.

.

.

“Mr. Couverture”

            Dia disana! Sedang duduk diatas bangku kayu taman dengan di kelilingi bingkisan coklat warna warni yang hampir menenggelamkan dirinya. Tanpa ada satupun yang ia buka. Sama seperti tahun – tahun sebelumnya.

Dengan langkah gemetar aku berjalan menyusuri hamparan hijau yang semilir ditiup angin musim dingin, menghampiri kerumunan gadis yang memberikan ia bingkisan lagi dan yang ia lakukan hanya meletakkannya sembarang kemudian berterima kasih. Begitulah setiap tahunnya. Semenjak di sekolah dasar ia memang sudah menjadi idola seperti itu. Terlihat paling menonjol dimanapun ia berada. Dan sialnya! Semenjak di sekolah dasar itu juga coklat-ku selalu diabaikan.

“J-Jung Jin Young-ssi !”

Dengan kekalutan ku ini aku terdengar seperti membentak nya bukan? Aku hanya takut dan… ya, sapaan yang terdengar seperti hardikan itu sukses membuat Jinyoung dan beberapa gadis disekeliling nya menoleh ke arahku. Aku sempat berfikir “jadi begini rasanya di hujat tanpa kata – kata” kemudian aku tertawa miris didalam hati. Jinyoung pasti masih men-cap ku sebagai gadis aneh. Kau bodoh Eun Mi ! Continue reading

Valentine Series : Milky Deulli

Milky Deulli

B1A4 are Chocolate : Milky Deulli

Casts : Sandeul and OCs | Romance | Ficlet | G | Author : BanaBy

Disclaimer : Ini adalah wujud permintaan maaf kepada owner yang me-rekruit saya. Karna udah lama banget ga nulis dan ga nepatin janji. Ada beberapa masalah yang kalo aku sebutin malah jadi “excuses” -_-. Dan untuk semua BANA. Ini adalah kado untuk kalian ^^

Fanfict ini menandai comeback nya aku!

.

.

.

“Milky Deulli”

“5 menit”

Ujar ku seraya menunjukkan jam tangan kulit berwarna putih tulang yang menggelangi tangan ku. Lelaki gembul itu hanya termangu sambil mengatur kembali pernapasan-nya. Ini valentine pertama kami dan yang ia lakukan adalah terlambat tanpa membawa apapun! Setidak nya pakailah jaket yang tebal untuk kau pakaikan padaku nanti. Dewi fortuna pasti sedang mentertawakan-ku saat ini. Aku sengaja hanya memakai blouse peach dan rok mini semi-tutu hitam agar bisa terlihat kedinginan dan ia memakaikan-ku jaket-nya. Tapi yang terjadi… Continue reading