You Are My MVP, Chaekyoung – part 13

Author     : Levina Putri (twitter @puputlevina)

Title         : You Are My MVP, Chaekyoung – part 13 (adapted from Ienakiko/Homeless Child/Rindu-rindu Aizawa)

Genre       : Romance, friendship, values of  life

Rating      : PG-13

Main casts : – Ryu Chaekyoung (maybe) as readers

–          B1A4 Jinyoung as Jung Jinyoung

Other casts : – Cha Yunhi (OC)

–          Kim Shinmi (maybe) as readers

–          B1A4 CNU as Shin Dongwoo

Annyeong readerdeul ^^

Mian lanjutannya lama. Dan mian atas segala kekurangan ff ini, terutama bagian percakapan yang kurang jelas -_- However, jeongmal gomawo buat reader yang setia berkunjung ke blog ini, terutama yang rajin baca dan komen ^^

Btw next part ending nih, semoga endingnya tidak mengecewakan bagi readerdeul semua XD

Author POV

“Ya ya, apa yang kau lakukan?”

Chaekyoung kaget saat melihat Jinyoung membuka bajunya di kamar, walaupun ia membuka baju membelakanginya. Ditanya seperti itu, timbul akal jahil Jinyoung.

“Kau pikir…” Jinyoung menghentikan kegiatannya dan berjalan mendekati Chaekyoung.

“Ya…ya…ma…mau apa kau hah!”

“Aku mau…”

Chaekyoung hanya menutup matanya ketakutan saat Jinyoung semakin mendekat.

“Hahahahaha.”

Chaekyoung perlahan membuka matanya.

“Kau ini yadong ya? Yang benar saja, masa aku mau berbuat macam-macam pada yeoja yang seperti bocah sepertimu ini hahahha.”

Chaekyoung cemberut. Buk. Sebuah bantal sukses di layangkan tepat di wajah Jinyoung.

“Ya!”

“Kalau mau ganti baju cepat ganti baju sana. Di sini juga ada toilet. Tidak punya mali sekali.” Chaekyoung masih kesal karena ulah Jinyoung.

“Ish dasar yeoja pemarah.” Jinyoung berjalan menjauhi Chaekyoung dan meneruskan membuka bajunya. Chaekyoung diam-diam meliriknya. Tapi ia kaget saat melihat sesuatu di punggung Jinyoung.

“I…itu…tanda itu…”

Jinyoung berbalik, “Ah, ini? Ini sudah ada sejak kecil. Keren juga kan? Aku lumayan suka.”

‘Tanda itu…tanda yang sama dengan Cha Kyumi…pewaris resmi keluarga Cha…’

*          *          *

Setelah keluar dari rumah sakit keesokan harinya, Chaekyoung mendatangi harabeoji yang dikenal orang-orang sebagai tuan besar keluarga Cha itu.

“Harabeoji…apa benar cucumu itu yeoja?”

“Mollasseo. Aku sendiri juga tidak tau.”

Tentu saja dia tidak tau, karaena dia hanya pengganti tuan besar keluarga Cha yang sebenarnya, yang tak lain adalah harabeoji tukang kebun itu.

“Wae? Dia kan cucumu sendiri.”

“Orang yang bahkan tidak kenal dirinya sendiri, memangnya tau apa? Kenapa manusia dilahirkan di dunia ini? Kalau memanghanya akan kembali ke tanah, tidak ada artinya dilahirkan.”

Chaekyoung tidak mengerti arah pembicaraan ini, “Kenapa harabeoji tiba-tiba bicara seperti itu? Aneh sekali.”

“Di depan semua orang di dunia ini, aku hidup sebagai tuan besar keluarga Cha. Kehidupan yang tidak berarti. Siapa aku sebenarnya?”

Chaekyoung duduk mendekati harabeoji itu, “Sebenarnya apa yang harabeoji bicarakan? Siapa sebenarnya harabeoji yang ada di hadapanku sekarang?”

“Molasseo. Mungkin bukan siapa-siapa.”

Chaekyoung masih tidak mengerti dengan apa yang dimaksud harabeoji itu. Ia merasa ada sebuah rahasia. Tapi nampaknya harabeoji itu tidak bisa berkata lebih jauh lagi. Akhirnya Chaekyoung memilih untuk keluar dan menuju rumah Jinyoung. Saat masuk ke rumahnya, Chaekyoung melihat Jinyoung sedang duduk memakai berselimutkan selimut tebal dengan dikelilingi beberapa alat pemanas ruangan.

“Jinyoung-ah…”

“Wae geure?”

“Aku…mau bicara sebentar. Apakah ini usahamu untuk menurunkan berat badan demi pertandingan? Kenapa sampai sejauh ini?”

“Tubuhku adalah tipe yang terlihat kurus tapi sebenarnya berat badannya lebih dari yang terlihat dari luar. Berat badanku dalam kondisi normal saja sudah mendekati batas maksimal. Kalau dibiarkan begini, jangankan jadi juara, melawan melawan Shinwoo sunbae pun mungkin tidak bisa.”

“Sebelum itu, mungkin kau keburu mati.” Chaekoyoung mengambilkan minum air hangat untuknya, “Ini, sedikit saja tidak apa-apa.”

“Gomawo.” Jinyoung tersenyum pada Chaekyoung, “Kalau ada yang mau dibicarakan tolong nanti saja setelah Inter-High. Saat ini aku sedang tidak ingin memikirkan hal lain.”

“Baiklah kalau begitu. Jangan terlalu memaksakan diri ne.”

Chaekyoung pamit dan keluar dari sana. Setelah Chaekyoung pergi, diam-diam Jinyoung menumpahkan air yang diberikan Chaekyoung tadi. Ia benar-benar ingin menurunkan berat badannya secara ekstrim.

*          *          *

“Ayo ikut aku!”

“Andwae!!”

Harabeoji tukang kebun yang sebenarnya adalah tuan besar keluarga Cha itu berhasil menemukan Cha Kyumi di rumah Jinyoung. Ia memaksa anaknya itu untuk pulang bersamanya.

“Cha Kyumi!”

“Andwae!!” Kyumi berusaha berontak.

“Apa yang kau lakukan!”

“Ah, terimakasih sudah menjaga nona Kyumi. Sudah waktunya dia pulang ke rumah.”

“Bicara apa kau?” Jinyoung tidak bisa membiarkan yeoja itu kembali ke sana, “Mana bisa memulangkannya ke tempat berbahaya seperti itu?”

“Nona Kyumi hanya bisa hidup di rumah keluarga Cha.”

“Siapa bilang? Dia bisa hidup dengan baik di sini!”

“Nona Kyumi tidak bisa hidup sendirian, harus ada seseorang yang menjaganya.”

Yeoja yang menderita gangguan jiwa setelah insiden sepuluh tahun silam itu hanya menangis ketakutan sambil memeluk boneka kesayangannya.

“Aku yang akan menjaganya. Seumur hidup, akan kujaga.” Jinyoung merasakan ada suatu ikatan batin yang tidak biasa dengan yeoja itu.

“Omong kosong. Bicara apa orang asing sepertimu!”

“Kau juga orang asing kan!”

Harabeoji itu tidak ada niat untuk bertengkar dengan Jinyoung, ia hanya ingin anaknya kembali, “Ayo pulang, nona Kyumi.”

Harabeoji itu kembali menarik Kyumi.

“Andwae!!”

“Dia tidak mau kan!” Jinyoung menarik harabeoji itu.

“Mau apa kau!”

Buk. Jinyoung terpaksa memukul wajah harabeoji itu. Kyumi semakin menangis ketakutan. Akhirnya harabeoji itu pergi dengan terpaksa.

*          *          *

Besoknya

Chaekyoung berlari dari rumah keluarga Cha. Ia mendengar kabar dari Shinmi kalau tadi Jinyoug pingsan di atas arena.

“Ya, mau pegi ke mana buru-buru begitu?”

“Jinyoung-ah…” Chaekyoung berbalik dan menghampiri Jinyoung, “Kudengar kau jatuh pingsan…”

“Ah, aku hanya tidur siang di atas arena karena kelelahan dan kurang tidur.”

Kemudian Chaekyoung dan Jinyoung masuk ke rumah keluarga Cha. Mereka jalan bersama di halaman rumah yang begitu luas itu.

“Wah jadi anjing di rumah ini sudah melahirkan? Aku kira dia anjing jantan.”

“Ne, kupikir juga begitu. Ayo kita lihat anaknya.”

Jinyoung dan Chaekyoung datang ke kandang anjing itu. Jinyoung menggendong salah satu anak anjingnya.

“Siapa namanya?”

“Belum kuberi nama.”

“Hmm kalau begitu akan kuberi nama. Bagaimana kalau Kyoungie saja?”

“Yang benar saja, masa namanya hampir sama dengan namaku?” Chaekyoung menggembungkan pipinya.

“Hahahaha kalau seperti itu kau lebih terlihat seperti anak anjing.”

“Berisik.”

“Hahahahaha.” Jinyoung mengacak rambut Chaekyoung, “Kalau anak kita…nanti diberi nama apa?”

“MWO?”

Wajah Jinyoung berubah serius sekarang, “Aku mau maju sampai babak final Inter-High, tinggal melawan Shinwoo sunbae saja. Tapi bisa jadi aku kalah, karena Shinwoo sunbae sangat kuat. Aku takut berdiri di atas arena. Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini. Karena kalau kalah…maka hidupku juga akan berakhir. Makanya aku ingin menang. Pokoknya harus menang. Kalau jadi juara, setelah lulus SMA aku akan jadi atlet profesional dan mendapatk uang kontrak juga beasiswa. Setelah itu…menikahlah denganku, Chaekyoung-ah…” Jinyoung merogoh sakunya, “Ini…barang murahan yang kubeli di pinggir jalan kemarin. Kalau aku sudah jadi juara Inter-High, akan kubelikan yang jauh lebih bagus. Lupakan saja balas dendam pada keluarga Cha. Setelah melihat kakek yang tidak berdaya itu keinginanku untuk balas dendam jadi hilang. Lagipula…aku sudah menemukan hal yang lebih penting daripada itu. Neorago, Chaekyoung-ah…you’re my MVP. Saranghae, Chaekyoung-ah…saranghae…”

Chaekyoung menangis terharu.

“Ya ya kenapa kau menangis?”

“Oppa…” akhirnya Chaekyoung mau memanggil Jinyoung yang lebih tua setahun darinya itu dengan sebuatan oppa, “Lakukan jabat tangan sumpah sekali lagi.” Chaekyoung mengangkat tangannya, “Sekali lagi…”

Jinyoung menyambut tangan Chaekyoung.

“Aku akan menjagamu.”

“Aku akan menjagamu.”

“Bersama sampai mati.”

Mereka saling menatap dan tersenyum. Jinyoung memasangkan cincinnya di jari manis Chaekyoung. Chaekyoung menangis lagi. Ia menyenderkan kepalanya di dada Jinyoung. Jinyoung memeluknya dan Chaekyoung pun memeluk Jinyoung.

“Na do saranghae…Jinyoung oppa…”

*          *          *

Chaekyoung sudah pulang dari sekolahnya. Tapi ia tidak sengaja melihat pemandangan yang cukup janggal.

“Shinmi-ya…kenapa dia bersama mafia-mafia itu?”

*          *          *

“Appa…aku sudah memutuskan untuk dioperasi.”

Chaekyoung sudah berbaikan dengan appanya. Appanya juga sudha menyadari kesalahannya dan meminta maaf habis-habisan pada Chaekyoung walaupun Chaekyounng sudah denga mudah memaafkannya.

“Kau sudah dapat golongan darah langka Bombay Plus itu?”

“Ne, dokter Seo bilang begitu. Setelah appa keluar dari sini, aku pasti sudah sehat. Setelah itu, kita jalan-jalan bersama lagi ne? Nanti akan kubuatkan bekal yang paaaling enak. Setelah operasiku selesai, aku berniat keluar dari rumah keluarga Cha dan mengakhiri semuanya untuk kembali hidup normal. Ah, sudah waktunya aku pulang. Annyeong, appa.”

“Chaekyoung-ah, chamkaman yo.”

“Wae geure?”

“Mendekatlah kemari dan perlihatkan wajahmu baik-baik.”

“Mwo?”

“Ani, hanya saja aku merasa seperti tidak akan bertemu lagi denganmu.”

“Aish appa jahat sekali. Selama di rumah sakit aku memang tidak akan mengunjungimu untuk sementara. Tapi setelah operasi pasti aku akan segera datang lagi.”

“Ah geurom.”

*          *          *

“Chaekyoung-ah, wae geure?”

“Shinmi-ya…itu…kemarin…”

“Ryu Chaekyoung!” Bokju dan dua budak lain lagi-lagi mendatangi Chaekyoung, “Nona Yunhi memanggilmu.”

“Ish apa lagi sekarang? Apa kalian tidak ada kerjaan lain hah?”

“Eobseo yo. Karena ini bahkan lebih menyenangkan daripada menonton drama.” Bokju menarik paksa lengan Chaekyoung.

“Chamkaman yo!” Shinmi menghalangi mereka, “Chaekyoung kan tidak melakukan apa-apa.”

“Tidak ada hubunganya denganmu! Ayo cepat ikut!”

“Mau apa kau!”

“Ikut saja!!”

Ketiga budak itu membawa paksa Chaekyoung dan mendorong Shinmi sampai tersungkur. Mereka membawa Chaekyoung ke tempat latihan klub memanah SISHS dan mendorong Chaekyoung sampai jatuh terduduk di depan sasaran panah. Yunhi menyambutnya dengan sebuah tembakan anak panah yang tertancap di samping Chaekyoung.

“Kau mau membunuhku?”

“Aku tidak keberatan untuk membunuhmu. Eommaku yang di surga juga menyuruhku melakukan itu.”

“Apanya yang eomma di surga! MEMANGNYA KAU DUKUN APA!!” Chaekyoung berdiri dan mencabut panah itu lalu mematahkannya.

Yunhi menembakkan anak panah lagi hingga Chaekyoung terjatuh karena terkejut.

“Ryu Chaekyoung, mulut besarmu akan berakhir hari ini. Yunhi adalah hakminya. Terimalah pengadilan ini!!” ujar Yunhi sok menjadi hakim di sebuah pengadilan, “Ryu Chaekyoung, tuduhanmu adalah karena kau sudah menjadi penipu dengan megnaku-ngaku menjadi cucu keluarga Cha yang hilang. Kau juga sudah membunuh eomma dan Munhee si kepala pelayan. Kau juga pencuri yang mencuri perhiasan eomma!”

“Enak saja kau melayangkan dakwaan palsu begitu. Yang mencuri perhiasan itu Munhee kan?”

“Kau bermaksud mengkambinghitamkan Munhee? Perhiasan itu adalah benda kesayangan eomma. Aku minta seperti apapun tidak pernah dipinjami. Aku kesal sekali pada eomma. Ne, kadang sampai ingin membunuhnya.”

“Bicaramu seolah memang kau yang membunuhnya.”

“Ryu Chaekyoung, kau juga didakwa karena menghina pengadilan. Hukumanmu akan sangat berat!”

Seperti biasa, Yunhi melayangkan ciuman jarak jauh seperti member girlband.  Itu artinya sudah waktunya bagi para budak untuk ikut menyiksa Chaekyoung. Beberapa anak panah ditembakkan ke arah Chaekyoung. Tapi tidak ada yang  benar-benar kena, hanya sebuah gertakan. Dan akhirnya mereka berhenti.

“Chaekyoung-ssi, akan Yunhi buatkan perumpamaan. Ah, ani, akan Yunhi buatkan perumpamaan habis-habisan.”

“Habiskan saja kepalamu yang tak berotak itu!!” Chaekyoung melemparkan anak-anak panah tadi pada Yunhi dan mendorongnya hingga jatuh.

“Ya! Apa yang kau lakukan!! Tidak akan Yunhi ampuni!!”Yunhi kembali berdiri dan melipat tangan di depan dada, “Jika kau menyeberangi sungai kematian dengan perahu bobrok, Yunhi akan menyeberanginya dengan kapal pesiar mewah. Jika lidahmu dicabut oleh dewa di neraka, Yunhi akan menikmati anggur yang sangat manis bersama bidadari-bidadari laindi surga. Chaekyoung-ssi, orang-orang bilang setan di neraka juga butuh uang. Orang miskin sepertimu sesudha matipun akan terus sengsara.” Yunhi menarik busur panahnya bersiap mengirim Chaekyoung ke alam lain, “Akan kukirim kau ke neraka.”

“Chamkaman yo!” Shinmi datang dan berdiri di depan Chaekyoung dengan merentangkan tangannya seperti berniat menghalangi.

“Mau apa kau! Apa kau berniat melawanku!”

“Chaekyoung adalah satu-satunya temanku. Aku tidak tahan melihat temanku disakiti lebih dari ini.” Shinmi mulai berlutut tepat di depan Chaekyoung.

“Shinmi-ya…” kini giliran Chaekyoung yang menghalangi Shinmi.

“Shinmi, menyingkirlah dari situ!”

“Kalau begitu berjanjilah,” Shinmi kembali menghalangi Chaekyoung, “Jangan sakiti Chaekyoung lebih dari ini.”

“Kau bermaksud memerintahku?! Kalau tidak mau menyingkir, kau duluan yang akan kukirim ke neraka!!”

Yunhi melepaskan anak panahnya dan mengenai bagian dada Shinmi. Mengalir darah dari sana. Tapi untung tidak mengenai jantungnya.

“Shinmi-ya! Gwaenchana? Bertahanlah!”

“Mianhae, tanganku terpeleset. Tidak ada maksud buruk.”

“Apanya yang tidak ada maksud buruk! Bagaimana kalau Shinmi sampai mati!!!”

“Selama ini cukup dengan mengatakan itu biasanya Yunhi selalu dimaafkan. Cukup dengan mengatakan ‘tidak ada maksud buruk’. Bahkan jika aku membunuh orang sekalipun.”

Yunhi dan budak-budaknya memang tidak berotak. Mereka pergi begitu saja meninggalkan Shinmi yang terluka akibat perbuatan Yunhi.

“Shinmi-ya, gwaenchana? Bertahanlah, Shinmi!”

Chaekyoung membawa Shimi ke UKS untuk pertolongan pertama. Kemudian Shinmi dibawa ke rumah sakit setelah itu.

“Syukurlah tidak kena jantungmu.”

“Ini pasti hukuman langit.”

“Mwo?”

“Aku diperas oleh mafia. Tapi mereka mau mengampuniku asal aku mau memberikan informasi tentang keluarga Cha. Kemarin kau melihatnya kan? Waktu itu aku sedang diperas oleh para mafia itu. Aku tidak mau dicurigai olehmu, temanku satu-satunya.”

“Shinmi-ya…”

“Kumohon…percayalah padaku… Bukan aku pelakunya! Aku tidak pernah membunuh orang!! Sebenarnya aku tidak peduli aku akan jadi pewaris keluarga Cha atau tidak. Karena tujuanku ke rumah keluarga Cha adalah demi eomma. Sebelum meninggal, eomma minta maaf padaku. ‘Padahal anak dari istri kedua appa kaya, hidup serba berkecukupan tanpa kurang suatu apapun. Mian sudah memnbuatmu hidup miskin karena ikut dengan eomma’, begitu yang dikatakan eomma. Aku sama sekali tidak pernah memikirkannya. Walaupun miskin, aku merasa senang karena hidup bersama eomma. Tapi eomma terus merasa bersalah karena miskin. Makanya kupikir kalau aku bisa jadi cucu keluarga Cha dan jadi orang kaya, mungkin eomma akan bisa merasa tenang. Tapi aku sudah sadar kalau itu adalah hal yang bodoh. Karena sekaya apapun aku, eomma tidak akan pernah kembali.”

“Shinmi-ya…tampar aku.”

“Mwo?”

“Hukuman karena aku sempat mencurigaimu padahal kita teman.”

“Ani ya, tidak usah. Asalkan kau mempercayaiku, itu sudah cukup.”

Chaekyoung menggelengkan kepalanya. Matanya sudah  berkaca-kaca karena merasa bersalah terlah mencurigai sahabatnya sendiri, “Ayo tampar. Kalau tidak, aku tidak akan tenang.”

Akhirnya Shinmi menampar Chaekyoung.

“Kau juga tampar aku sekarang.”

“Mwo? Untuk apa?”

“Aku juga pernah menuduhmu sebagai pembunuh.”

“Shinmi-ya…”

“Jebal.” Shinmi memejamkan matanya.

Dengan berat hati, Chaekyoung melaksanakan keinginan sahabatnya itu. Shinmi membuka matanya perlahan. Kini mereka memegang pipi kiri mereka masing-masing yang sudah ditampar. Mereka saling menatap dan terkekeh geli.

*          *          *

“Jinyoung-ah, kelihatannya kau sedang senang.” Chaekyoung menghampiri Jinyoung yang sedang tiduran di atap gedung sekolah.

“Ne, karena pertandingan semi final sudah selesai dan aku bisa istirahat penuh. Rasanya besok aku bisa naik ke atas arena dalam kondisi puncak.”

“Jinjja yo? Aku pasti akan datang memberi dukungan.”

“Tidak usah memberi dukungan.”

“Wae yo?”

“Mulai besok kau harus masuk rumah sakit kan?”

“Tapi…operasinya kan setelah pertandinganmu selesai.”

“Kita harus berusaha bersama-sama sebaik mungkin. Aku pasti akan memenangkan pertandingan. Karena itu…kau juga harus menang melawan penyakitmu. Operasimu harus berhasil. Asalkan kau berjuang untuk kesembuhanmu, itu akan jadi dukungan terbesar untukku.”

Chaekyoung tersenyum dan mengangguk, “Ne, arasseo.”

“Kalau aku jadi juara Inter-High dan operasimu berhasil…kita akan jadi keluarga.”

“Ne, keluarga.”

“Apapun yang terjadi, kita berdua akan selalu bersama.”

*          *          *

“Kudengar besok anakmu akan dioperasi. Mungkin operasinya akan berhasil…asal ada donor darahnya.” bos mafia itu benar-benar tau segala sesuatu tentang kelemahan mangsanya.

“Apa maksudmu?”

“Sepertinya anakmu punya golongan darah yang langka. Orang yang memiliki golongan darah jenis itu hanya ada beberapan di dunia ini.”

“Jangan-jangan kau…”

“Kalau darahnya hilang…apa yang akan terjadi ya?”

“Kau berniat mencuri darah untuk transfusi?”

“Bertambah satu lagi kesenanganku.” bos itu pergi meninggalkan ruang kunjungan narapidana yang dibatasi oleh kaca yang diberi lubang-lubang kecil untuk bicara itu.

“Ya! Chamkaman! CHAMKAMAN!!!”

4 thoughts on “You Are My MVP, Chaekyoung – part 13

  1. eonni~~ mian aku baru baca kkk~~
    eonni,jinyoung oppanya keren kkk~~ itu yang mau dioperasi chaekyoung kah?? astaga terus itu jinyoung oppa bilang mereka bakalan jadi keluarga?? maksudnya secara ga langsung~~ jinyoung oppa ngelamar chaekyoung? what? aku ikut seneng sih~~ tapi envy juga kkkk~~
    ditunggu ending partnya~~ harus happy ending kkk~~~

  2. mian juga saengiiii, aku baru bales kkk.ne saengi itu chaekyoung yg mau operasi. ga jelas ya percakapannya? mian u.u
    kkkk iyaaa nampaknya itu cara jinyoung ngelamar haha dasar si bebep (?). oke saengi, insya Allah awal november ane post ending partnya. gomawo yaaaaa udh baca dan komen 😀

Leave a comment